Gubernur
dalam arahannya meminta agar rencana Provinsi Papua Barat untuk
"memisahkan diri" dan membuat Pesparawinya sendiri pada tahun 2014
mendatang, agar tidak benar-benar direalisasikan sehingga kebersamaan
diantara kedua provinsi ini dapat terus terjalin lebih erat. Sebab kedua
provinsi ini sejak dahulu kala dipersatukan oleh injil yang pada
awalnya masuk di Mansinam, Manokwari Papua Barat lalu ke penjuru tanah
Papua.
"Oleh
karena itu, saya mau bilang bahwa Pesparawi kali ini bernilai dan
bermakna bagi kita semua. Maka itu, soal Pesparawi dipisah, saya mau
bilang kalau injil itu masuk pertama di Papua Barat jadi jangan kamu
(Papua Barat) memisahkan diri dengan kami (membuat Pesparawi sendiri)".
"Sebab
injil itu yang mempersatukan kita. Sehingga bagaimana kita mau bicara
injil kalau kita pisah-pisah? Jadi saya mau bicara, please (kumohon)
jangan pisahkan diri. Supaya lewat pujian di Pesparawi ini kita jadi
berkat untuk negeri ini dan Indonesia,"pintanya.
Gubernur
juga mengatakan bahwa hari ini (Kamis,red), genap 2 bulan 2 minggu
dirinya dan Wakil Gubernur memimpin Provinsi Papua. Oleh karena itu,
Lukas percaya pada kesempatan ini Tuhan memang mengkehendaki Pesparawi
di Jayawijaya, dibuka oleh putera asli dari lembah baliem ini. "Dan saat
ini saya boleh katakan ini merupakan momen yang bersejarah,"
sambungnya.
Masih
menurut Enembe, Tuhan sangat baik karena membuat negeri ini serta
menempatkan warganya yang saling mengasihi satu sama lain sebab itiulah
cara Allah membentuk orang Papua menjadi kulit hitam dengan rambut
keriting, yang mengakui Tuhan Yesus sebagai juru selamat satu-satunya
umat manusia.
"Sejarah
mencatat di pulau Mansinam injil Tuhan pertama kali mendarat. Karena
itu, siapapun yang datang ke Papua harus akui Tuhan sebagai juru
selamat".
"Saya
berharap masyarakat lembah baliem dan pegunungan tengah sebagai tuan
rumah tolong jaga saudara kita dari daerah lain, khususnya bagi
masyarakat yang datang dari Papua Barat. Mari kita saling mengasihi,
saling membantu untuk mendukung pekerjaan Tuhan di tanah ini,"ujarnya.
Ditempat
yang sama, Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo, sekaligus mewakili
Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua dalam sambutannya mengucapkan
selamat datang kepada para peserta Pesparawi XI.
Meskipun
Pesparawi XI ini merupakan ajang yang terakhir kali digelar secara
bersamaan bagi Provinsi Papua Barat dan Papua, Bupati meminta agar
perpisahan ini tidak dianggap sebagai suatu hal yang membedakan kedua
provinsi sedarah ini.
"Meskipun
provinsi berbeda tapi tanah Papua hanya satu dan kita tidak boleh bisa
dipisahkan oleh apapun. Dan kiranya kita semua bersatu untuk kemulian
nama Tuhan," tutupnya.
Sementara
itu, kegiatan Pesparawi yang mengambil tema "Aku hendak bernyanyi bagi
Tuhan selama aku hidup" tersebut, dilaksanakan selama 10 hari (tanggal
26 Juni - 6 Juli 2013)
Peserta
Pesparawi berjumlah 5309 orang yang terbagi atas 37 kontingen
Kabupaten/Kota se Papua dan Papua Barat. Untuk Provinsi Papua diikuti
sebanyak 26 kabupaten (3717 orang), sementara Provinsi Papua Barat
diikuti 11 kontingen (1592 orang) dengan Kabupaten Mamberamo Tengah
bertindak sebagai peninjau.
Sedangkan
kategori yang diperlombakan dalam Pesparawi XI, antara lain Cerdas
Cermat Alkitab (CCA), baca indah alkitab, solois remaja putra dan putri,
paduan suara anak, paduan suara remaja, paduan suara pria, paduan suara
wanita, paduan suara dewasa campuran, dan paduan suara dewasa etnik.
Kegiatan
pembukaan Pesparawi XI ditandai dengan aksi panah balon Pesparawi
berhadiah Rp30 juta oleh Gubernur Papua serta pesta kembang api selama 5
menit. Dan diakhiri dengan pesta kembang api yang cukup meriah. [tho]